Mengenal Lebih Dekat Skoliosis

Skoliosis atau secara awam lebih sering dikenal dengan penyakit di tulang belakang yang melengkung. Di Indonesia sendiri, penyakit ini sudah ditemukan kurang lebih 2 juta kasus pertahun. Namun apakah sebenarnya Skoliosis itu?

Menurut Wikipedia,
Scoliosis
Amanda-Scoliosis.JPG
Foto X-ray frontal dari perempuan penderita skoliosis berusia 16 tahun.
sumber : wikipedia.id
Skoliosis adalah kelainan pada rangka tubuh yang berupa kelengkungan tulang belakang. Sebanyak 75-85% kasus skoliosis merupakan idiofatik, yaitu kelainan yang tidak diketahui penyebabnya. Sedangkan 15-25% kasus skoliosis lainnya merupakan efek samping yang diakibatkan karena menderita kelainan tertentu, seperti distrofi otot, sindrom Marfan, sindrom Down, dan penyakit lainnya. Berbagai kelainan tersebut menyebabkan otot atau saraf di sekitar tulang belakang tidak berfungsi sempurna dan menyebabkan bentuk tulang belakang menjadi melengkung.

Sedangkan berdasarkan American Academy of Orthopaedic Surgeons (AAOS) yang berkolaborasi dengan Pediatric Orthopaedic Association of North America and the Scoliosis Research Society mendefinisikan Skoliosis sebagai berikut :
"Scoliosis is a condition that causes the spine to curve sideways. There are several different types of scoliosis that affect children and adolescents. By far, the most common type is "idiopathic," which means the exact cause is not known. Most cases of idiopathic scoliosis occur between age 10 and the time a child is fully grown. Scoliosis is rarely painful—small curves often go unnoticed by children and their parents, and are first detected during a school screening or at a regular check-up with the pediatrician.
AAOS lebih mengedepankan fakta bahwa Skoliosis bisa menyerang anak-anak dari umur 10 tahun dengan gejala dan penyebab yang tidak diketahui. Skoliosis adalah kondisi melengkungnya tulang belakang ke samping secara tidak normal. Penyakit ini lebih sering terjadi pada anak-anak sebelum masa pubertas dengan kisaran usia 10 hingga 15 tahun. Anak laki-laki dan perempuan memiliki risiko yang sama untuk mengidap skoliosis ringan, namun anak perempuan lebih rentan untuk mengalami perburukan gejala sehingga memerlukan penanganan yang memadai.

Gejala Skoliosis
Gejala skoliosis dapat dilihat dari perubahan penampilan dada, pinggul, atau bahu. Berikut ini adalah gejala-gejala skoliosis yang dapat dilihat dari penampilan fisik.
  • Salah satu pinggul tampak lebih menonjol.
  • Tubuh penderita skoliosis mungkin condong ke satu sisi.
  • Salah satu bahu lebih tinggi.
  • Salah satu tulang belikat tampak lebih menonjol.
  • Panjang kaki tidak seimbang.
Skoliosis juga dapat menyebabkan nyeri punggung, meski tidak semua penderita skoliosis mengalami hal ini. Penderita skoliosis dewasa lebih sering mengalami nyeri punggung pada titik lengkungan, dan nyeri ini dapat bertambah jika lengkungan tulang belakang semakin parah.
Sakit yang dialami penderita skoliosis sangat beragam. Beberapa penderita skoliosis ada yang mengalami rasa sakit yang menjalar dari tulang belakang ke kaki, pinggul, dan bahkan hingga tangan, terutama saat mereka sedang berjalan atau berdiri. Rasa sakit mereda jika mereka berbaring dengan punggung lurus atau pada salah satu sisi tubuh. Sebagian penderita skoliosis ada yang mengalami nyeri punggung secara konstan, bagaimanapun posisi mereka. Selain nyeri punggung, penderita skoliosis yang parah juga bisa mengalami kesulitan bernapas.
Skoliosis juga dapat memengaruhi sistem saraf jika ujung saraf tertekan oleh salah satu atau lebih tulang belakang yang melengkung. Hal ini dapat menyebabkan kaki terasa kebas atau lemah, inkontinensia atau tidak mampu menahan buang air kecil maupun besar. Sebagian penderita skoliosis pria bisa mengalami disfungsi ereksi.
Scoliosis-1
Skoliosis atau lengkungan abnormal dari tulang belakang, dijumpai pada sekitar 3% dari populasi. Lengkungan sampai derajat tertentu masih dianggap normal pada tulang belakang manusia. Ketika Anda melihat tubuh Anda dari sisi samping, Anda dapat melihat lengkungan ke dalam dan ke luar yang mulus pada leher, punggung atas dan bawah. Lengkungan ini perlu untuk mempertahankan tubuh dalam posisi seimbang dan dalam kesegarisan dengan tulang panggul (pelvis).

Apakah skoliosis bisa disembuhkan?
Peluang skoliosis bisa disembuhkan atau tidak akan tergantung dari usia Anda, seberapa parah kelengkungan tulangnya, dan apakah kondisinya bertambah buruk seiring waktu. Banyak orang dengan skoliosis tidak memerlukan perawatan apapun, sementara segelintir lainnya perlu melakukan operasi tulang belakang.

Bayi atau balita yang mengalami skoliosis mungkin tidak memerlukan perawatan jika kelengkungannya bisa membaik seiring waktu. Saat bayi tumbuh, bayi bisa mengenakan brace pada punggungnya untuk menghentikan lengkungan semakin memburuk.

Sedangkan, anak yang lebih tua juga bisa menggunakan brace punggung untuk menghentikan lengkungan tulang semakin memburuk sampai mereka berhenti tumbuh. Operasi mungkin kadang dibutuhkan untuk mengendalikan pertumbuhan tulang belakang.

Operasi untuk meluruskan tulang bisa dilakukan saat tulang berhenti tumbuh atau saat sudah dewasa. Orang dewasa yang mengalami skoliosis juga memerlukan perawatan untuk menghilangkan rasa sakit, seperti obat penghilang rasa sakit atau suntikan tulang belakang.


sumber :
www.hellosehat.com
www.id.wikipedia.org
www.alodokter.com

Komentar